Selasa, 25 Maret 2014

Sebut saja mereka SAHABAT

Dear Kalian,,,

Ini surat ketiga saya :D asik asik (sambil jingkrak-jingkrak) kali ini saya mau menulis tetang mereka yang saya sebut dengan nama “SAHABAT”.

Ehem ehem (sambil mikir),,,

Hai kalian, ini surat pertama yang di alamatkan untuk kalian, Sahabat-Sahabat tercinta.
Pemilik Semesta memang baik pada saya, IA mengirim kalian ber-enam, bidadari-bidadari cantik yang menjadi mata untuk melihat kesalahan saya, lalu mulut yang menegur saat saya khilaf, hati yang selalu penuh cinta untuk saya, tangan yang siap menolong kapanpun saya butuh, telinga yang tak pernah bosan mendengar curhatan saya, lalu kaki yang siap berjalan kapanpun saya butuh mereka.  Ah, mereka memang selalu jadi yang terbaik.
Mereka berharga dan akan selalu berharga, meski tak selalu terlihat saya percaya mereka selalu ada kapanpun saya butuh. Mereka keluarga ke dua (setelah keluarga di rumah) saya, mereka yang tahu segala kebaikan serta keburukan tapi tetap memilih berjalan berdampingan. Saya beruntung memiliki mereka. Tempat mencurahkan segala rasa. Sedih, susah, senang serta bahagia mereka ada. Tak pernah mengeluh, selalu mengingatkan saat salah dan lupa, selalu mengusap kesedihan yang mengalir di hati.
Mereka yang selalu mendukung segalanya, mereka menjadi suporter terbaik saya (melebihi suporter-suporter bola) hahaha. Mereka selalu jadi yang terindah, dekat ataupun jauh di manapun mereka berada. Mereka yang selalu tahu ada kesedihan di mata ini saat dunia percaya akan senyum palsu sang bibir. Mereka mengerti tanpa perlu berucap. Pelukan mereka selalu jadi sesuatu ternyaman, bahu mereka tempat bersandar yang paling empuk.
Ah, rasanya segala kata indahpun tak mampu menjabarkan segala tentang mereka ber-enam, saya pernah bermimpi punya banyak teman, tapi saya hanya butuh mereka, enam sahabat perkasa itu. Hahaha mereka perkasa karna sebahagian dari mereka mampu membiayai keluarga sendiri.
Bahkan jarak sejauh apapun rasanya tak akan cukup untuk menutup persahabatan kami, mereka adalah sejarah kehidupanku yang selalu mengerti bahkan ketika dunia tak peduli. Walau kini jarang bertegur sapa, bukan berarti tak peduli lagi, karena kami selalu berjumpa dalam do’a terbaik yang terpanjatkan untuk mengobati segala rindu yang membuncah di dada.
Sebanyak apapun teman yang mengelilingiku hari ini dan nanti, mereka ber-enam tetap jadi sejarah hidup yang tak akan lapuk di makan sang waktu. Mereka yang selalu memberikan waktu saat tawa hadir atau saat air mata itu mengalir. Jika Pemilik Semesta menciptakan pelangi untuk menjadikan langit indah, maka IA pun menciptakan mereka untuk keindahan hidup saya ini.
Saya percaya, persahabatan yang di dasari dengan keikhlasan hati, dan kasih sayang akan melahirkan keabadian dalam kebersamaan. Semoga Pemilik Semesta ini mendengar dan selalu menjaga kita bertujuh selalu dalam lindungan Tangan-NYA yang MAHA PERKASA.
Eh, sebelum menutup surat ini, apa kabar ya malaikat-malaikat kecil saya? Hehehe. Semoga dua malaikat kecil saya babang dzaky dan ade radit selalu jadi anak tangguh seperti mama-mamanya. Oh iya, si jabang bayi di perutmu apa kabar dewi? Asik yah, babang dzaky bakalan punya dede lagi tuh. ?
Tangan ini akan selalu saya tengadahkan ke atas, meminta Pemilik Semesta mencurahkan yang terbaik untuk kita bertujuh. Titip saja segalanya ke empuhnya hidup. IA tahu dan selalu beri segala yang terbaik untuk kita sampai nanti sang waktu merenggut usia kita. Semoga selalu masih di berikan kesempatan menikmati senjaku bersama kalian lagi, semoga, semoga, semoga. Ah terlalu banyak semoga kalau bercerita tentang kalian.
Jaga diri kalian baik-baik, jaga makan, jaga kesehatan. Peluk cium untuk kalian berenam serta dua malaikat kecil saya juga. :)

(spesial untuk GAPERHA : Khykhy, Nhovy, Dhaya, Inha, Dhewi dan Thya)

Tertanda Yang sedang Merindu,
Aldha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar