Selasa, 25 Maret 2014

Surat Untuk Sosok Yang Tabah

Dear kamu yang ku sebut sosok tabah,

Kali ini biarkan aku berkisah tentangmu lewat sebentuk kata yang mungkin tak ada harganya sama sekali, tapi setidaknya ini bagian dari bentuk kepedulianku kepadamu, sebut saja ini “surat cinta dari Sahabat”.
Kamu yang ku sebut sosok tabah, aku percaya semesta telah membentukmu menjadi sosok kuat yang tabah, yang ketabahannya tersusun dari berlapis-lapis keikhlasan.
Kamu sosok hebat yang ku kenal, yang berjuang demi hidup buah hatimu, yang bahkan tak peduli ketika dunia mengucilkan kalian.
Kamu yang selalu tersenyum atas setiap air matamu, hanya karena kamu percaya Tuhan sedang menguji atas ketabahanmu dan rasa syukurmu.
Kamu yang sedang terpuruk tapi memilih berdiri lalu berlari menembus segala batas mimpi demi mencapai tujuanmu. Yang terpaksa memilih berhenti menangis bukan karena telah lelah tapi karena tak ada yang bisa kamu rubah lagi lalu memilih melepaskan.
Aku tahu kamu rapuh, itu terlihat jelas di matamu, senyummu juga terasa gaib menepuk bibirmu, suaramu bergetar mewakili perasaanmu. Kali ini percayalah, berjalanlah hingga jauh hingga lelah kau temui, di ujung jalan yang akan kau tempuh, ada bahagia yang lebih hangat dari sebuah pelukan. Ketabahan yang kau punya adalah do’a, kumpulan dari rasa bersalahnya padamu.
Kamu tahu?
Semesta berpesan, ketika seseorang menjauhi hidupmu, biarkanlah! Mengapa? Karena kepergianya akan membuka pintu bagi seseorang yang lebih baik untuk masuk. ?
Walau terkadang 1000 kilo langkah kau cipta untuk lupa, tapi kenangan itu selalu melekat di belakangmu, tepat ketika sekali kau menoleh dan kau akan ingat kembali. Menangislah sebentar, lalu tersenyumlah seterusnya, itu cara mengendalikan cuaca dalam tubuhmu.
Aku tahu, hidupmu mungkin tak semudah dan segampang kata yang ku tulis dalam secarik surat cintaku padamu ini. Tapi percayalah, bahkan ketika semesta menjauh, Pemilik Semesta berjanji tak akan pernah meninggalkanmu meski sedetikpun, dan IA tak pernah ingkar janji.
IA mendengar semua do’amu, tapi tak mengabulkan semua, sebab IA hanya memberikan yang kamu butuh. Ini bukan takdir buruk padamu, hanya bentuk IA menyayangimu dengan cara yang “berbeda” beliave it dear!
Kesedihanmu seumpama tajam pisau, sedang hatiku daging lembut yang gampang tergores bila mengenai kesedihanmu, sebab itu selalu ku do’akan untuk setiap kebahagiaanmu. Kamu tahu? Kesedihan yang sulit kau sembuhkan adalah kesedihan yang terus kau ingat ingat. Maka berhentilah mengingat setiap kesedihanmu sayang. Sebab kamu berhak untuk bahagia.
Biarkan semesta melihat senyum indahmu kembali, setidaknya itu kau lakukan untuk si kecil, permata hatimu. Dia butuh sosok ibu tabah sekaligus ayah tangguh sepertimu. Mungkin aku hanya mampu berdo’a untukmu, setidaknya aku selalu siap menjadi telinga yang selalu mendengarmu, serta tangan yang selalu terbuka untuk memelukmu. Sebab senyummu, senyumku pula.
Peluk dan cium untuk si kecil yang kini mulai tumbuh besar, kelak semesta juga akan membentuknya menjadi anak kuat yang tabah, yang ketabahannya tersusun dari berlapis-lapis keikhlasan, sama sepertimu, ibu yang akan selalu dia banggakan pada semestanya, kelak.
Sekian dulu surat cintaku ini padamu, surat cinta yang tak seromantis surat cinta kekasih untuk kekasihnya. Hehehe ?
Tapi ini surat cinta untuk yang ku sebut sosok tabah.

With Love


Tidak ada komentar:

Posting Komentar