Selasa, 25 Maret 2014

Surat Cinta Pertama

Dear Kamu,

Entah harus memulai dari mana surat ku ini, tapi kamu perlu tahu ini surat cinta pertama yang ku tulis dan kamu menjadi tema di dalamnya. Hehehe, surat cinta pertama jadi harap maklum jika kata yang terangkai tak seromantis dalam benakmu.

Well,,

tahu tidak, surat ini ku tulis tanpa sedikitpun membayangkan wajahmu atau apapun tentang kamu, tolong jangan lagi tanya kenapa. Jika membayangkan kamu segala kata yang ada tak akan terdefenisikan, karna kamu dan segala tentangmu lebih indah dari bumi dan isinya apalagi kata-kata cinta dari siapapun,

cause I love you more than all in the world.

Kamu mencintai dengan sempurna dan segala tentangmu selalu mempesonaku. Kamu tak perlu mengerti apa cinta atau rindu yang datang lebih dulu, cukuplah caramu merawatnya membuatnya tak akan pergi darimu. Sebab hatipun akan tahu, mungkin tanpamu, bahagia tak tertemukan.
Saat pagi, udara yang mengalun bahkan hanya berisi nama dan senyummu, mencoba menikmati terik siang lagi dan lagi panasnya tak seberapa dengan panas dari merindumu, lalu senja hadir dengan keindahannya yang serupa denganmu, dan malam dingin ada untuk bercerita tentang pelukan hangatmu, ah,,, kamu dan segala tentangmu memang defenisi bahagia versiku.
Aku mencintaimu seperti aku mengagumi senjaku. Pemilik semesta memang sempurna, IA menciptakan sesuatu yang sempurna pula.

Januari, Februari, Maret, April,,..............

apapun bulannya rinduku padamu buta akan perhitungan waktu sayang, sebab dengan mencintai dan merindukanmu aku tak perlu mengenal waktu. Bahkan dalam keadaan gelap sekalipun, rinduku dapat menemukan kamu di manapun kamu berada.
Mungkin aku tak sehebat kamu menulis sejuta kata yang mampu terangkai dengan indah di tanganmu, apalah arti aku jika di banding kamu. Tapi setidaknya surat ini menjadi saksi, berapa lama aku mengumpul keberanian untuk merangkai kata yang tak ada hebatnya ini.
Biarkan aku menjadi perindu paling setia yang hanya merindu pada hatimu lalu biarkan rindu itu mengalir dalam setiap do’a yang terpanjatkan, karna dengan mendo’akan,  semesta juga tahu kita tak pernah melupakan, sebab hanya do’a tulus sebaik-baik pelukan hangat lengan apalagi yang keluar dari indra ucap sang ketulusan.
Teruslah melangkah sayang, bahkan saat angin terasa kencang, sebab kamu tahu ada aku yang setia menopangmu dari belakang.
Aku akan selalu mencintai dan merinduimu bahkan saat surat ini menjadi usang karena tak pernah terbaca olehmu, kamu selalu dan akan selalu menjadi alasan di balik setiap kerinduanku, maka terbitkan bahagiaku lewat setiap ceriamu.
Sekian dulu surat cinta pertamaku ini, mungkin nanti akan ada surat ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima atau bahkan ke sekian puluh ribu surat untukmu. Semoga sang waktu tak berlama-lama menyita keberanianku untuk menulis lagi.
Maaf jika ini tak sesempurna kamu, anggaplah ini surat dari seorang yang baru tahu bagaimana cara menoreh dan merangkai kata terindah untuk orang yang terindah. Hehehe,Terimakasih. ?

Sincerely,
yang selalu mecintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar